Senangnya Hari Raya Kemenangan, Semangat Berbagi Ruas Jalan!
gofakta.Setelah satu bulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadan, tibalah
saatnya umat muslim meraih hari kemenangan. Merayakan Idul Fitri. Ibadah
puasa punya makna mendalam bagi para pemeluk agama Islam.
Secara fisik, berpuasa mengajarkan seseorang menghadapi rasa haus dan lapar. Umat bisa merasakan bagaimana penderitaan orang-orang yang berjuang menahan rasa dahaga dan lapar karena tidak mampu membeli makanan dan minuman.
Di bagian lain, puasa juga mengajarkan seseorang berjuang melawan hawa nafsu yang kelak dapat membekali diri setiap umat yang menjalankan. Mereka yang melewati semua ujian itu kelak menjadi pribadi yang rendah hati, sabar, dan tentu saja tidak mudah mengumbar hawa nafsu.
Jiwa yang bersih tercermin dalam tindak tanduk saling menghargai sesama mahluk hidup di jagat raya. Pada gilirannya, termasuk menghargai kehidupan saat berlalu lintas di jalan raya. Untuk yang satu ini tercermin bagaimana seseorang tidak merampas hak orang lain, serta tidak menindas dan menjarah pihak lain.
Fakta memperlihatkan bahwa pemicu kecelakaan lalu lintas jalan mayoritas karena perilaku tidak tertib di jalan raya. Perilaku tidak tertib alias ugal-ugalan adalah tindak tanduk melanggar aturan. Padahal, melanggar aturan mempertontonkan perilaku merampas hak pengguna jalan yang lainnya.
Misal, kendaraan bermotor yang melintas di trotoar jalan, merampas hak pejalan kaki. Lantaran tidak mampu mengendalikan hawa nafsu, seorang pelanggar dengan entengnya melibas aturan. Tampak jelas perilaku egois dan jiwa yang arogan. Disinilah, regulasi yang sejatinya untuk membuat lalu lintas jalan menjadi aman, nyaman, dan selamat, diobrak-abrik oleh perilaku tidak menghargai keselamatan sesama pengguna jalan.
Kini, setelah melewati ibadah puasa Ramadan selama satu bulan, tiba saatnya kembali ke fitrah. Menjadi pribadi yang lebih menghargai hak hidup, termasuk menghargai hak orang lain.
Di jalan raya, hal itu tercermin lewat perilaku berlalu lintas jalan yang tak semata menggunakan ketrampilan berkendara, namun juga dilengkapi akal sehat dan nurani. Senantiasa berlalu lintas jalan sesuai dengan porsinya, sudi berbagi ruas jalan. Tidak merampas hak orang lain. Selamat Idul Fitri 1439 hijriah.
Secara fisik, berpuasa mengajarkan seseorang menghadapi rasa haus dan lapar. Umat bisa merasakan bagaimana penderitaan orang-orang yang berjuang menahan rasa dahaga dan lapar karena tidak mampu membeli makanan dan minuman.
Di bagian lain, puasa juga mengajarkan seseorang berjuang melawan hawa nafsu yang kelak dapat membekali diri setiap umat yang menjalankan. Mereka yang melewati semua ujian itu kelak menjadi pribadi yang rendah hati, sabar, dan tentu saja tidak mudah mengumbar hawa nafsu.
Jiwa yang bersih tercermin dalam tindak tanduk saling menghargai sesama mahluk hidup di jagat raya. Pada gilirannya, termasuk menghargai kehidupan saat berlalu lintas di jalan raya. Untuk yang satu ini tercermin bagaimana seseorang tidak merampas hak orang lain, serta tidak menindas dan menjarah pihak lain.
Fakta memperlihatkan bahwa pemicu kecelakaan lalu lintas jalan mayoritas karena perilaku tidak tertib di jalan raya. Perilaku tidak tertib alias ugal-ugalan adalah tindak tanduk melanggar aturan. Padahal, melanggar aturan mempertontonkan perilaku merampas hak pengguna jalan yang lainnya.
Misal, kendaraan bermotor yang melintas di trotoar jalan, merampas hak pejalan kaki. Lantaran tidak mampu mengendalikan hawa nafsu, seorang pelanggar dengan entengnya melibas aturan. Tampak jelas perilaku egois dan jiwa yang arogan. Disinilah, regulasi yang sejatinya untuk membuat lalu lintas jalan menjadi aman, nyaman, dan selamat, diobrak-abrik oleh perilaku tidak menghargai keselamatan sesama pengguna jalan.
Kini, setelah melewati ibadah puasa Ramadan selama satu bulan, tiba saatnya kembali ke fitrah. Menjadi pribadi yang lebih menghargai hak hidup, termasuk menghargai hak orang lain.
Di jalan raya, hal itu tercermin lewat perilaku berlalu lintas jalan yang tak semata menggunakan ketrampilan berkendara, namun juga dilengkapi akal sehat dan nurani. Senantiasa berlalu lintas jalan sesuai dengan porsinya, sudi berbagi ruas jalan. Tidak merampas hak orang lain. Selamat Idul Fitri 1439 hijriah.
Comments
Post a Comment